Jumat, 09 September 2016
Minggu, 08 Mei 2016
HARDIKNAS SPENSAKTI 2016
harinya insan pendidikan, seyogyanya menjadi momentum buat sema elemen pendidikan untuk mereview dan mengapresisasi makna dan hakikat daripendidikan itu sendiri. demikiab juga Kedungjati dan semua elemen pendikan dasar menengah dan atas nya dengan antusias tinggi merayakan hal ini dengan pesta pendidikan bazar pameran dan lomba lomba pendidikan dengan tujuan sam yaitu memaknai HARDIKNAS kali ini dengan semangatuntuk lebih berarti dan berguna bagi pendidikan itu sendiri.
Berikut cuplikan kegiatan HARDIKNAS SPENSAKTI 2016:
stan GUDEP spensakti
pemberian bantuan dari GNOTA
drumband spensakti
Bazzar Hasil Kerajinan siswa
Peragaan Pakaina daur ulang
fashion show smk isuda
stan smk muhamadiyah gubug
lomba lukis tingkat sd, smp dan smk
pemenang lomba lukis hardiknas 2016
stan seni spensakti
demikian berbagai aksi memeriahkan hardiknas tahun 2016 semoga menjadi momentum semua pihak untuk terus memperjuangkan pendidikan seutuhnya dan mencetak penerus bangsa yang akan menjadi punnggawa indonesia di masa yang akan datang . salam pendidikan . (team Jurnalistik spensakti 2016)
Selasa, 03 Mei 2016
Jumat, 01 April 2016
abraham Lincoln Kepada Kepala Sekolah
Surat Abraham Lincoln Kepada Kepala Sekolah
B
|
erikut adalah
sebuah surat yang ditulis sendiri oleh Abraham Lincoln (1809-1865; negarawan
AS) kepada Kepala Sekolah putranya. Meski ditulis puluhan tahun silam, isinya
tetap relevan hingga sekarang bagi semua kalangan, entah itu eksekutif,
pekerja, guru, orangtua, dan murid. Pesan untuk Para Guru "Saya tahu dia
(baca: putra Lincoln) harus belajar bahwa tidak ada manusia yang bersikap adil
dan berlaku jujur. Tapi, tolong ajari dia indahnya buku-buku... dan berikan dia
juga waktu untuk merenungkan misteri abadi tentang burung-burung di langit,
lebah-lebah di bawah matahari, dan bunga-bunga di lereng bukit yang menghijau.
Di sekolah, ajari dia bahwa kegagalan itu jauh lebih terhormat daripada berbuat
curang.... Ajari dia untuk meyakini gagasan-gagasannya sendiri, meski semua
orang berkata dia salah. Ajari dia untuk bersikap lembut kepada orang-orang
yang juga bersikap lembut, dan bersikap keras kepada orang-orang yang juga
bersikap keras
Berikan putra saya kekuatan untuk tidak begitu saja
mengikuti orang banyak ketika mereka sedang bersukaria akan sesuatu.... Ajari
dia untuk mendengarkan semua orang yang berbicara padanya; tapi ajari dia juga
untuk menyaring kebenaran dari semua hal yang didengarnya, dan hanya mengambil
hal-hal yang positif saja. Ajari dia cara untuk tertawa di saat dia sedih....
Ajari dia agar tidak malu untuk menangis. Ajari dia untuk mencemooh orang-orang
yang bersikap sinis dan bersikap waspada terhadap orang-orang yang selalu
bermuka dan bermulut manis. Ajari dia untuk mengerahkan seluruh kekuatan dan
pikirannya untuk melakukan hal-hal terbaik, tapi jangan pernah menjual hati dan
jiwanya. Ajari dia untuk tidak mendengarkan kelompok orang yang
berteriak-teriak... dan tetap berjuang mempertahankan pendiriannya jika memang
dirinya benar.
Perlakukan dia
dengan lembut, tapi jangan manjakan dia, karena hanya melalui tempaan apilah
bisa tercipta baja yang terbaik. Biarkan dia memiliki keberanian untuk bersikap
tidak sabar. Biarkan dia memiliki kesabaran untuk bersikap berani. Ajari dia
untuk selalu mempunyai kepercayaan yang sungguh-sungguh pada dirinya, karena
dengan begitu ia akan memiliki kepercayaan pada sesamanya. Pesan ini sangat
penting, namun lakukan saja sebisa Anda. Putra saya adalah anak laki-laki yang
baik!" -Abraham Lincol SUMBER:www.andriewongso.c
Quotesof the day
¢Novem Ariya Kusuma
" Memiliki pandangan
positif tentang kehidupan adalah bagian penting untuk menemukan inspirasi. Dalam kalimat di atas, apakah Kita merasa terinspirasi membaca tentang luasnya alam semesta kita dan tempat kita yang unik di dalamnya, atau apakah Kita merasa terbebani dan tertekan tak berarti dari semua itu?
Otak kita terprogram untuk menemukan hal-hal yang kita cari - jika Kita selalu sinis atau menunggu untuk hal-hal yang tidak salah, maka hidup Kita akan mencerminkan hal itu. Di sisi lain, memiliki pandangan positif tentang kehidupan akan membawa Kita sukacita dan memberi Kita inspirasi ketika Kita tidak mengharapkannya. ".
Otak kita terprogram untuk menemukan hal-hal yang kita cari - jika Kita selalu sinis atau menunggu untuk hal-hal yang tidak salah, maka hidup Kita akan mencerminkan hal itu. Di sisi lain, memiliki pandangan positif tentang kehidupan akan membawa Kita sukacita dan memberi Kita inspirasi ketika Kita tidak mengharapkannya. ".
Mengungkap Sejarah di Balik Rahasia Monas
Mengungkap Sejarah di Balik Rahasia Monas
S
|
etelah Jakarta kembali menjadi pusat pemerintahan Republik Indonesia,
Presiden Soekarno mulai memikirkan pembangunan sebuah monumen nasional yang
setara dengan monumen di negara lain, contohnya Menara Eiffel di Paris. Ketika
itu, Soekarno berencana ingin membangun sebuah monumen di lapangan tepat
didepan Istana Merdeka.

Pada tanggal 17 Agustus 1954 sebuah komite nasional dibentuk dan
sayembara untuk perancangan monumen nasional di laksanakan pada tahun 1955.
Pada saat itu, ada 51 karya yang masuk, namun hanya 1 karya yang dipilih yaitu
yang dibuat oleh Frederich Silaban yang memenuhi kriteria yang ditentukan oleh
komite, antara lain dengan menggambarkan karakter bangsa Indonesia dan dapat
bertahan selama berabad-abad lamanya.
Sayembara kedua dimulai pada tahun 1960 tapi sekali lagi tidak satupun
dari 136 peserta yang ikut yang masuk kriteria. Ketua juri kemudian meminta
Silaban untuk menunjukkan rancangannya kepada Presiden Ir.Soekarno. Tapi, saat
itu Bung Karno kurang cocok/sreg dengan rancangan dari Silaban. Presiden
Soekarno berharap monumen itu berbentuk lingga dan yoni.
Kemudian Silaban diminta untuk merancang monumen dengan tema seperti
yang disebutkan tadi, akan tetapi, rancangan dari Silaban sungguh luar biasa
karena biayanya yang sangat besar dan tidak mampu ditanggung oleh anggaran
negara, terlebih lagi saat itu kondisi ekonomi Indonesia cukup memprihatinkan.
Silaban lalu menolak untuk merancang bangunan yang lebih kecil, dan menyarankan
kepada pemerintah untuk pembangunannya ditunda hingga ekonomi Indonesia
membaik.
Presiden Soekarno yang tidak suka menunggu lalu meminta arsitek RM
Soedarsono untuk melanjutkan rancangan dari Silaban. Kemudia Presiden Soekarno
mengeluarkan keputusan Presiden RI Nomor 214 Tahun 1959 tanggal 30 Agustus 1959
tentang Pembentukan Panitia Monumen Nasional yang diketuai oleh Kolonel Umar
Wirahadikusumah, Komandan KMKB Jakarta Raya.
Lalu Soedarsono memasukkan angka 17, 8 dan 45, untuk melambangkan 17
Agustus 1945 memulai proklamasi Kemerdekaan Indonesia, ke dalam rancangan
monumen itu. Tugu Peringatan Nasional ini kemudian dibangun di areal seluas 80
hektar. Tugu ini arsiteknya adalah Frederich Silaban dan RM Soedarsono, dan
mulai dibangun pada tanggal 17 Agustus 1961.
Dari keseluruhan bangunan Monas dirancang oleh para arsitek berasal
dari Indonesia yaitu Soedarsono, Frederich Silaban dan Ir Rooseno. Pada tanggal
12 Juli 1975, Monas resmi dibuka untuk umum.
Monas dibangun setinggi 132 meter dan berbentuk lingga dan yoni.
Seluruh bangunan ini dilapisi oleh marmer.
Sebuah elevator/lift juga dibangun pada pintu bagian selatan untuk
membawa pengunjung menuju puncak monas yang berukuran 11 x 11 meter di
ketinggian 115 meter dari permukaan tanah. Elevator/lift ini berkapasitas 11
orang dengan sekali angkut
Pelataran puncak Monas dapat menampung sekitar 50 orang, juga terdapat
teropong untuk melihat keindahan kota Jakarta lebih dekat. Pada sekeliling
badan elevator terdapat juga tangga darurat yang terbuat dari besi. Dari
pelataran puncak tugu Monas, pengunjung dapat menikmati keindahan pemandangan
seluruh penjuru kota Jakarta. Bahkan, bila kondisi cuaca cerah tanpa asap
kabut, di arah ke selatan terlihat dari kejauhan Gunung Salak di wilayah
Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dan arah ke utara membentang laut lepas dengan
berbagai pulau-pulau kecil lainnya.
Di puncak Monas terdapat cawan yang menopang nyala lampu perunggu yang
beratnya mencapai 14,5 ton dan dilapisi emas 35 kilogram. Lidah api atau obor
ini berukuran tinggi 14 meter dan berdiameter 6 meter terdiri dari 77 bagian
yang disatukan.

Puncak tugu berupa "Api Nan Tak Kunjung Padam" yang maknanya
bangsa Indonesia senantiasa memiliki semangat yang menyala-nyala dalam berjuang
dan tidak pernah surut atau padam sepanjang masa.
Namun puncak Monas itu bukan sekedar berbentuk lidah api biasa. Konon
lidah api di puncak Monas itu menggambarkan sesosok perempuan yang sedang duduk
bersimpuh dengan gerai rambut yang panjang. Rambut atasnya disimpul seperti
sanggul kecil. Duduk langsung menghadap Istana Negara.
Tetapi, sosok wanita di lidah api Monas tersebut hanya bisa dilihat
dari sisi sebelah kiri Monas atau dari Jalan Medan Merdeka Barat sebelah utara,
dekat Istana Presiden. Patung sesosok perempuan itu sengaja dibuat dengan
sebaik-baiknya agar orang yang melihatnya tidak mengetahuinya secara langsung.
Banyak orang yang menganggap sosok wanita dalam lidah api Monas adalah
salah satu ide dari Presiden Soekarno. Sosok wanita dalam lidah api Monas itu
sering dipandangi Soekarno dari Istana Merdeka.
Hingga saat ini, sosok wanita di lidah api Monas itu masih misterius.
Siapakah sebenarnya sosok wanita yang diukir dalam puncak Monas itu?.
Falsafah Shalat Lima Waktu
Apa sebenarnya makna dari shalat lima waktu? Shalat lima waktu
sebenarnya merupakan
gambaran dari berbagai kondisi
kita yang berbeda-beda
sepanjang hari. Kita melewati
lima tahapan kondisi pada saat
sedang mengalami musibah dan
fitrat alamiah kita menuntut
bahwa kita harus melewatinya.
Pertama, adalah ketika kita
mendapat gambaran bahwa kita
akan menghadapi musibah.
Sebagai contoh, bayangkan ada
surat panggilan bagi kita untuk
menghadap ke suatu
pengadilan. Kondisi pertama ini
akan langsung meruyak rasa
ketenangan dan keteduhan kita.
Kondisi seperti menerima surat
panggilan pengadilan ini mirip
dengan saat ketika matahari
mulai menggelincir. Sejalan
dengan kondisi keruhanian
tersebut ditetapkanlah shalat
Dhuhur yaitu ketika matahari
mulai menggelincir.
Kita mengalami kondisi kedua ketika kita sepertinya mendekat kepada tempat musibah terjadi. Sebagai contoh,
setelah ditahan berdasar surat panggilan, tiba waktunya kita diajukan ke hadapan hakim. Pada saat demikian
kita merasakan kegalauan perasaan dan beranggapan bahwa semua rasa keamanan telah meninggalkan diri kita.
Kondisi seperti itu mirip dengan keadaan ketika sinar matahari mulai suram dan manusia bisa melihat matahari
secara langsung serta menyadari bahwa sebentar lagi matahari itu akan terbenam. Sejalan dengan kondisi
keruhanian seperti itu maka ditetapkanlah shalat Ashar.
sumber foto: http://agungprasetyo.net/activities/besarnya-cinta- rasulullah-s- a-w
Kondisi ketiga adalah keadaan
ketika kita merasa kehilangan
segala harapan memperoleh
keselamatan dari musibah.
Sebagai contoh, setelah
mencatat bukti-bukti tuntutan
yang akan membawa
kehancuran diri kita, kita
didakwa dengan bentuk
yang kelam telah menyelimuti
diri kita. Sebagai contoh,
setelah pembacaan bukti-bukti
maka kita sepertinya lalu
divonis dan diserahkan untuk
dipenjarakan. Kondisi seperti
itu mirip dengan keadaan
malam ketika semuanya
diselimuti kegelapan yang
kelam. Untuk kondisi
keruhanian seperti itu
ditetapkanlah shalat Isya.
Setelah menghabiskan satu
kurun waktu dalam kegelapan
dan penderitaan, datanglah
rahmat Ilahi yang meluap
mengemuka dan
menyelamatkan kita dari
kegelapan dengan datangnya
fajar yang menggantikan
kegelapan malam dimana sinar
pagi mulai muncul. Shalat
Subuh ditetapkan untuk kondisi
keruhanian seperti itu.
Berdasarkan kelima kondisi
yang berubah terus tersebut
maka Allah s.w.t. telah
mengatur shalat lima waktu
bagi kita. Dengan demikian kita
bisa memahami bahwa shalat
tersebut diatur waktunya bagi
kemaslahatan kalbu kita sendiri.
Bila kita menginginkan
keselamatan dari segala
musibah, janganlah kita sampai
mengabaikan shalat lima waktu
karena semua itu merupakan
refleksi dari kondisi internal dan
keruhanian kita. Shalat
merupakan obat penawar bagi
segala musibah yang mungkin
mengancam. Kita tidak pernah
mengetahui keadaan bagaimana
yang dibawa oleh hari
berikutnya. Karena itu sebelum
awal hari, mohonlah kepada
Tuhan kita yang Maha Abadi
agar hari tersebut menjadi
sumber kemaslahatan dan
keberkatan bagi kita.
sebenarnya merupakan
gambaran dari berbagai kondisi
kita yang berbeda-beda
sepanjang hari. Kita melewati
lima tahapan kondisi pada saat
sedang mengalami musibah dan
fitrat alamiah kita menuntut
bahwa kita harus melewatinya.
Pertama, adalah ketika kita
mendapat gambaran bahwa kita
akan menghadapi musibah.
Sebagai contoh, bayangkan ada
surat panggilan bagi kita untuk
menghadap ke suatu
pengadilan. Kondisi pertama ini
akan langsung meruyak rasa
ketenangan dan keteduhan kita.
Kondisi seperti menerima surat
panggilan pengadilan ini mirip
dengan saat ketika matahari
mulai menggelincir. Sejalan
dengan kondisi keruhanian
tersebut ditetapkanlah shalat
Dhuhur yaitu ketika matahari
mulai menggelincir.
Kita mengalami kondisi kedua ketika kita sepertinya mendekat kepada tempat musibah terjadi. Sebagai contoh,
setelah ditahan berdasar surat panggilan, tiba waktunya kita diajukan ke hadapan hakim. Pada saat demikian
kita merasakan kegalauan perasaan dan beranggapan bahwa semua rasa keamanan telah meninggalkan diri kita.
Kondisi seperti itu mirip dengan keadaan ketika sinar matahari mulai suram dan manusia bisa melihat matahari
secara langsung serta menyadari bahwa sebentar lagi matahari itu akan terbenam. Sejalan dengan kondisi
keruhanian seperti itu maka ditetapkanlah shalat Ashar.
sumber foto: http://agungprasetyo.net/activities/besarnya-cinta- rasulullah-s- a-w
Kondisi ketiga adalah keadaan
ketika kita merasa kehilangan
segala harapan memperoleh
keselamatan dari musibah.
Sebagai contoh, setelah
mencatat bukti-bukti tuntutan
yang akan membawa
kehancuran diri kita, kita
didakwa dengan bentuk
yang kelam telah menyelimuti
diri kita. Sebagai contoh,
setelah pembacaan bukti-bukti
maka kita sepertinya lalu
divonis dan diserahkan untuk
dipenjarakan. Kondisi seperti
itu mirip dengan keadaan
malam ketika semuanya
diselimuti kegelapan yang
kelam. Untuk kondisi
keruhanian seperti itu
ditetapkanlah shalat Isya.
Setelah menghabiskan satu
kurun waktu dalam kegelapan
dan penderitaan, datanglah
rahmat Ilahi yang meluap
mengemuka dan
menyelamatkan kita dari
kegelapan dengan datangnya
fajar yang menggantikan
kegelapan malam dimana sinar
pagi mulai muncul. Shalat
Subuh ditetapkan untuk kondisi
keruhanian seperti itu.
Berdasarkan kelima kondisi
yang berubah terus tersebut
maka Allah s.w.t. telah
mengatur shalat lima waktu
bagi kita. Dengan demikian kita
bisa memahami bahwa shalat
tersebut diatur waktunya bagi
kemaslahatan kalbu kita sendiri.
Bila kita menginginkan
keselamatan dari segala
musibah, janganlah kita sampai
mengabaikan shalat lima waktu
karena semua itu merupakan
refleksi dari kondisi internal dan
keruhanian kita. Shalat
merupakan obat penawar bagi
segala musibah yang mungkin
mengancam. Kita tidak pernah
mengetahui keadaan bagaimana
yang dibawa oleh hari
berikutnya. Karena itu sebelum
awal hari, mohonlah kepada
Tuhan kita yang Maha Abadi
agar hari tersebut menjadi
sumber kemaslahatan dan
keberkatan bagi kita.
KOCAK 1
KOCAK 1
*Absen Murid*
- Bu Guru: "Rindu!"
- Rindu: "Hadir Bu"
- Bu Guru: "Benci"
- Benci: "Saya bu"
- Bu Guru: "kasih"
- Rindu: "Izin Bu!"
- Bu Guru: "Sayang"
- Benci: "Sakit Bu!"
- Bu Guru: "cinta".. "Cinta...?? Cinta kemana?"
- Rindu & Benci: *menjawab* "Cinta pulang Bu!?"
- Bu Guru: "Kenapa pulang ?"
- Rindu & Benci: *Serempak menjawab* "Karena Cinta tak pernah hadir tanpa Kasih & Sayang"
- Bu Guru: "hemmmmm bener juga yah ?"
*Absen Murid*
- Bu Guru: "Rindu!"
- Rindu: "Hadir Bu"
- Bu Guru: "Benci"
- Benci: "Saya bu"
- Bu Guru: "kasih"
- Rindu: "Izin Bu!"
- Bu Guru: "Sayang"
- Benci: "Sakit Bu!"
- Bu Guru: "cinta".. "Cinta...?? Cinta kemana?"
- Rindu & Benci: *menjawab* "Cinta pulang Bu!?"
- Bu Guru: "Kenapa pulang ?"
- Rindu & Benci: *Serempak menjawab* "Karena Cinta tak pernah hadir tanpa Kasih & Sayang"
- Bu Guru: "hemmmmm bener juga yah ?"
Langganan:
Postingan (Atom)