Apa sebenarnya makna dari shalat lima waktu? Shalat lima waktu
sebenarnya merupakan
gambaran dari berbagai kondisi
kita yang berbeda-beda
sepanjang hari. Kita melewati
lima tahapan kondisi pada saat
sedang mengalami musibah dan
fitrat alamiah kita menuntut
bahwa kita harus melewatinya.
Pertama, adalah ketika kita
mendapat gambaran bahwa kita
akan menghadapi musibah.
Sebagai contoh, bayangkan ada
surat panggilan bagi kita untuk
menghadap ke suatu
pengadilan. Kondisi pertama ini
akan langsung meruyak rasa
ketenangan dan keteduhan kita.
Kondisi seperti menerima surat
panggilan pengadilan ini mirip
dengan saat ketika matahari
mulai menggelincir. Sejalan
dengan kondisi keruhanian
tersebut ditetapkanlah shalat
Dhuhur yaitu ketika matahari
mulai menggelincir.
Kita mengalami kondisi kedua ketika kita sepertinya mendekat kepada tempat musibah terjadi. Sebagai contoh,
setelah ditahan berdasar surat panggilan, tiba waktunya kita diajukan ke hadapan hakim. Pada saat demikian
kita merasakan kegalauan perasaan dan beranggapan bahwa semua rasa keamanan telah meninggalkan diri kita.
Kondisi seperti itu mirip dengan keadaan ketika sinar matahari mulai suram dan manusia bisa melihat matahari
secara langsung serta menyadari bahwa sebentar lagi matahari itu akan terbenam. Sejalan dengan kondisi
keruhanian seperti itu maka ditetapkanlah shalat Ashar.
sumber foto: http://agungprasetyo.net/activities/besarnya-cinta- rasulullah-s- a-w
Kondisi ketiga adalah keadaan
ketika kita merasa kehilangan
segala harapan memperoleh
keselamatan dari musibah.
Sebagai contoh, setelah
mencatat bukti-bukti tuntutan
yang akan membawa
kehancuran diri kita, kita
didakwa dengan bentuk
yang kelam telah menyelimuti
diri kita. Sebagai contoh,
setelah pembacaan bukti-bukti
maka kita sepertinya lalu
divonis dan diserahkan untuk
dipenjarakan. Kondisi seperti
itu mirip dengan keadaan
malam ketika semuanya
diselimuti kegelapan yang
kelam. Untuk kondisi
keruhanian seperti itu
ditetapkanlah shalat Isya.
Setelah menghabiskan satu
kurun waktu dalam kegelapan
dan penderitaan, datanglah
rahmat Ilahi yang meluap
mengemuka dan
menyelamatkan kita dari
kegelapan dengan datangnya
fajar yang menggantikan
kegelapan malam dimana sinar
pagi mulai muncul. Shalat
Subuh ditetapkan untuk kondisi
keruhanian seperti itu.
Berdasarkan kelima kondisi
yang berubah terus tersebut
maka Allah s.w.t. telah
mengatur shalat lima waktu
bagi kita. Dengan demikian kita
bisa memahami bahwa shalat
tersebut diatur waktunya bagi
kemaslahatan kalbu kita sendiri.
Bila kita menginginkan
keselamatan dari segala
musibah, janganlah kita sampai
mengabaikan shalat lima waktu
karena semua itu merupakan
refleksi dari kondisi internal dan
keruhanian kita. Shalat
merupakan obat penawar bagi
segala musibah yang mungkin
mengancam. Kita tidak pernah
mengetahui keadaan bagaimana
yang dibawa oleh hari
berikutnya. Karena itu sebelum
awal hari, mohonlah kepada
Tuhan kita yang Maha Abadi
agar hari tersebut menjadi
sumber kemaslahatan dan
keberkatan bagi kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar