
Kalau kita intip di Wikipedia
(http://en.wikipedia.org/wiki/Selfie), kamus Oxford mendefinisikan kata selfie
sebagai aktivitas seseorang yang memotret dirinya sendiri alias self-portrait,
yang umumnya menggunakan ponsel atau webcam, kemudian mengunggahnya ke situs
media sosial.
Istilah selfie kemudian
cepat mewabah dengan adanya interaksi di social media yang mendunia. Jika kita
membuka Twitter, Path, Facebook, Instagram, Google+, Snapchat, Flickr, dan
Tumblr, rasanya tidak sulit menemukan foto-foto selfie.
Tujuannya tak lain sekadar mengekspresikan diri atau ingin
menginformasikan keberadaannya saat itu. Misalnya, selfie dengan background
tempat liburan, selfie bareng artis idola, bersama tokoh populer, di lokasi
bencana, dan lain seba gainya. Bahasa gaulnya,
tiada hari tanpa foto selfie. Masih
menurut Oxford, awal penggunaan kata selfie sendiri terjadi pada tahun 2002.
Kata ini pertama kali muncul dalam sebuah forum Internet Australia di ABC
Online pada tanggal 13 September 2002. Padahal
sebenarnya, aktivitas selfie sudah dilakukan orang sejak dulu kala ketika
pertama kali ditemukannya teknologi kamera. Namun, baru menjadi tren belakangan
ini. Mengambil foto diri sendiri sudah dilakukan sejak munculnya kamera boks
Kodak Brownie pada tahun 1900. Metode ini biasanya dilakukan melalui cermin. Putri Kekaisaran Rusia, Anastasia
Nikolaevna, adalah salah satu remaja yang diketahui pertama kali mengambil
fotonya sendiri melalui cermin untuk dikirim kepada temannya pada tahun 1914.
Dalam surat yang dikirim bersama foto itu, ia menulis: "Saya mengambil
foto ini menggunakan cermin. Sangat susah dan tangan saya gemetar."
Penggunaan kata selfie sendiri
telah meningkat hingga mencapai 17 ribu persen, dalam kurun waktu setahun
terakhir. Tak heran jika hal ini menjadi perhatian serius dari para ahli Bahasa
Inggris, termasuk Oxford tentunya. Kenapa
selfie kemudian populer, selain interaksi di social media, faktor lain yang
membuatnya jadi tren tentu para tokoh dunia yang secara tak langsung menjadi
buzzer. Selfie tidak hanya
dilakukan anak muda dari kalangan ora ng biasa,
melainkan juga oleh para pemimpin negara.
Misalnya seperti saat Presiden Amerika Serikat Barrack Obama ketika
asyik berfoto bersama perdana Menteri Denmark Helle thornig Shcmidt dan Perdana
Menteri Inggris David Cameron. Ketiganya berfoto memakai ponsel di acara
mengenang kepergian tokoh besar Afrika, Nelson Mandela. Perdana Menteri Malaysia Najib Razak juga pernah mengajak
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berselfie ria saat berkunjung ke Istana Kepersidenan
Jakarta. Di dalam foto selfie itu juga ada Ibu Negara Ani Yudhoyono dan Rosmah
Mansor, istri PM Malaysia. Lalu
ada lagi selfie saat perhelatan Oscar tahun lalu dimana Ellen DeGeneres sebagai
host, tiba-tiba mengajak para bintang papan atas Hollywood seperti Brad Pitt,
Jennifer Lawrence, Jared Leto, George Clooney, Lupita Nyong'o, dan lainnya
untuk berfoto bersama. Selfie ini
langsung menjadi foto terpopuler di Twitter, meraih 1,5 juta retweet dalam
setengah jam. Selfie ini juga tercatat berhasil memecahkan rekor
dunia dengan retweet terbanyak: 2,3 juta kali! Tak akan ada habisnya m embahas
kenapa selfie bisa begitu populer. Selain selfie para selebriti, masih banyak
tren selfie lainnya mulai dari foto selfie ekstrem di tempat-tempat yang bikin
bulu kuduk merinding, sampai tren selfie pamer kaki dan bulu ketiak.
Dengan banyaknya foto selfie
rombongan alias beramai-ramai ini juga pada akhirnya menghadirkan istilah baru.
Misalnya, istilah Wefie yang coba dipopulerkan Samsung. Karena tren ini pula, para produsen ponsel, baik dalam maupun
luar negeri, rela melengkapi produknya dengan dual kamera sekaligus, baik
primer dan sekunder. Kamera depan wajib punya resolusi bagus kalau mau
ponselnya laku. Tak hanya itu,
aksesoris ponsel juga tak mau ketinggalan cari untung dari hebohnya tren selfie
ini. Mulai dari hadirnya tongsis (tongkat narsis) yang dicetuskan Babab Dito,
Sony Smart Imaging Stand, Sony QX10, Sony QX100, dan banyak lainnya.
Aplikasi penunjang selfie juga
banyak kita temui di iOS App Store, Google Play, Windows. Beberapa aksesoris
dan aplikasi di atas, tentu membantu menghasilkan jepretan yang lebih maksimal. Namun, yang perlu diperhatikan, untuk
mendapatkan hasil foto selfie yang menarik, Anda juga perlu memerhatikan
beberapa hal, seperti komposisi kamera dengan objek, background dan lighting.
Jadi, tunggu apa lagi? Selamat
berselfie ria!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar